Foto musyawaroh/rembug desa bersama Kades
Dengan adanya perubahan
dinamika politik dan sistem politik di Indonesia yang lebih demokratis,
memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk menerapkan suatu mekanisme politik
yang dipandang lebih demokratis. Dalam konteks politik local Desa Alas Rajah,
hal ini tergambar dalam pemilihan Kepala Desa dan pemilihan-pemilihan lain seperti
pilleg, pilpres, pemillukada, dan pimilugub yang juga melibatkan warga
masyarakat desa secara umum. Khusus untuk pemilihan kepala Desa Alas Rajah,
sebagaimana tradisi kepala desa di Madura, biasanya para pesertanya adalah
mereka yang memiliki hubungan dengan elit kepala desa yang lama. Hal
ini tidak terlepas dari anggapan masyarakat banyak di desa-desa bahwa jabatan
kepala desa adalah jabatan garis tangan keluarga-keluarga tersebut.
Jabatan kepala desa
merupakan jabatan yang tidak serta merta dapat diwariskan kepada anak cucu.
Mereka dipilih karena kecerdasan, etos kerja, kejujuran dan kedekatannya dengan
warga desa. Kepala desa bisa diganti sebelum masa jabatannya habis, jika ia
melanggar peraturan maupun norma-norma yang berlaku. Begitu pula ia bisa
diganti jika la berhalangan tetap. Karena demikian, maka setiap orang yang memiliki
dan memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan dalam perundangan dan
peraturan yang berlaku, bisa mengajukan diri untuk mendaftar menjadi kandidat
kepala desa Pilihan kepala Desa bagi warga masyarakat Desa Alas Rajah seperti
acara perayaan desa (pesta rakyat).
Walaupun pola kepemimpinan
ada di Kepala Desa namun mekanisme pengambilan keputusan selalu ada pelibatan
masyarakat baik lewat lembaga resmi desa seperti Badan Permusyawaratan Desa
maupun lewat masyarakat langsung. Dengan demikian terlihat bahwa pola
kepemimpinan di Wilayah Desa Alas Rajah mengedepankan pola
kepemimpinan yang demokratis.
Berdasarkan deskripsi
beberapa fakta di atas, dapat dipahami bahwa Desa Alas Rajah mempunyai dinamika
politik lokal yang bagus. Hal ini terlihat baik dari segi pola kepemimpinan,
mekanisme pemilihan kepemimpinan, sampai dengan partisipasi masyarakat dalam
menerapkan sistem politik demokratis ke dalam kehidupan politik lokal. Tetapi
terhadap minat politik daerah dan nasional terlihat masih kurang antusias. Hal
ini dapat dimengerti dikarenakan dinamika politik nasional dalam kehidupan
keseharian masyarakat Desa Alas Rajah kurang mempunyai greget terutama yang
berkaitan dengan permasalahan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara
langsung.
Budaya masyarakat Madura
sangat terasa di Desa Alas Rajah dalam hal kegiatan agama Islam misalnya,
suasananya sangat dipengaruhi oleh aspek budaya dan sosial Madura. Hal ini
tergambar dari masih adanya budaya slametan, tahlilan, dan lainnya, yang
semuanya merefleksikan sisi-sisi akulturasi budaya Islam di madura.
Dengan semakin terbukanya
masyarakat terhadap arus informasi hal-hal lama ini mulai mendapat respon dan
tafsir balik dari masyarakat. Hal ini menandai babak baru dinamika sosial dan
budaya, sekaligus tantangan baru bersama masyarakat Desa Alas Rajah. Dalam
rangka merespon tradisi lama ini telah mewabah dan menjamur kelembagaan sosial,
politik agama, dan budaya di Desa Alas Rajah. Tentunya hal ini membutuhkan
kearifan tersendiri, sebab walaupun secara budaya berlembaga dan berorganisasi
adalah baik tetapi secara sosiologis ia akan beresiko menghadirkan kerawanan
dan konflik sosial.
Dalam catatan sejarah,
selama ini belum pernah terjadi bencana alam dan social yang cukup berarti di
Desa Alas Rajah. Isu-isu terkait tema ini, seperti kemiskinan dan
bencana alam, tidak sampai pada titik kronis yang membahayakan masyarakat dan
sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar